Dari Masa Lahir hingga Diangkat Menjadi Nabi
- Ayah Beliau, Abdullah ibn Abdul Muththolib wafat pada usia 25 tahun (Rosululloh ﷺ masih 2 bulan di kandungan)
- Pasukan Abrahah al-Asyrom al-Habsyi (ashhab al-fil) menuju Mekah untuk menghancurkan Ka’bah al-Musyarrofah, tetapi sesaat setelah mendekati Kota Mekah mereka dihancurkan oleh pasukan Alloh yang berupa burung yang berbondong-bondong (50 hari sebelum kelahiran Rosululloh ﷺ /mawlid)
- Kelahiran Rosululloh ﷺ pada Hari Senin, 12 Rabi’ al-Awwal Tahun Gajah. Beliau diberi nama Muhammad putra Abdullah ibn Abdul Muttholib (Syaibah) ibn Hasyim (‘Amr) ibn Abdu Manaf (al-Mughiroh) ibn Qushoyy ibn Kilab ibn Murroh ibn Ka’b ibn Lu’ayy ibn Gholib ibn Fihr ibn al-Nadlr ibn Kinanah ibn Khuzaimah ibn Mudrikah (‘Amir) ibn Ilyas ibn Mudlorr ibn Nizar ibn Ma’ad ibn Adnan ibn Udd (Udad) ibn Muqowwim ibn Nahur ibn Tairoh ibn Ya’rub ibn Yasyjub ibn Nabit ibn Isma’il alaihis salam ibn Ibrahim alihis salam ibn Tarih (Azar) ibn Nahur ibn Sarugh ibn Ro’u ibn Falakh ibn ‘Aibar ibn Syalakh ibn Arfakhsyadz ibn Sam ibn Nuh alaihis salam ibn Lamk ibn Mutawasylikh ibn Akhnukh (Idris alaihis salam) ibn Yard ibn Muhlayil ibn Qoinan ibn Yanisy ibn Syits ibn Adam alaihis salam.
- Halimah al-Sa’diyah datang ke Mekah dan kemudian membawa bayi -rosululloh- ke perkampungan Bani Sa’d (tahun pertama dari mawlid).
- Kelahiran Sayyidina Abu Bakr al-Shiddiq yang bernama asli Abdulloh ibn Abi Quhafah Utsman ibn Amir ibn Amr ibn Ka’b ibn Sa’d ibn Taym ibn Murroh ibn Ka’b ibn Lu’ay ibn Gholib ibn Fihr al-Taimi (tahun ke-2 setelah mawlid).
- Kejadian pembelahan dada yang dialami Rasulullah ﷺ saat berada di perkampungan Bani Sa’d (tahun ke-4 setelah mawlid).
- Halimah al-Sa’diyah mengembalikan bayi rosululloh ﷺ kepada Ibunda beliau (tahun ke-5 setelah mawlid).
- Perjalanan Beliau ﷺ ke Madinah bersama Ibunda tercinta untuk mengunjungi saudara-saudara ibundanya dari Bani ‘Ady ibn al-Najjar (tahun ke-6 setelah mawlid).
- Ibunda tercinta, Aminah ibn Wahb, meninggal dunia di Abwa’ -antara Madinah dan Mekah- saat perjalanan pulang (tahun ke-6 setelah mawlid).
- Beliau ﷺ diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththolib (tahun ke-6 setelah mawlid).
- Kakek beliau wafat kemudian beliau ﷺ diasuh oleh paman beliau, Abu Tholib (tahun ke-8 setelah mawlid).
- Perjalanan Beliau ﷺ ke Syam bersama pamannya (Abu Tholib) pada musim panas dan saat ditengah jalan mereka bertemu Pendeta Bahiro (tahun ke-12 setelah mawlid).
- Kelahiran Sayyidina Abu Hafsh al-Faruq Umar ibn al-Khoththob ibn Nufail ibn Abdul Uzza ibn Royah ibn Abdillah ibn Qurth ibn Rozah ibn Addi ibn Ka’b ibn Lu’ay ibn Gholib ibn Fihr (tahun ke-13 setelah mawlid).
- Ikut andil bersama paman beliau dalam Perang al-Fijar, yaitu perang antara suku Quraisy dan Kinanah melawan suku Qois ‘Aylan (tahun ke-14 setelah mawlid).
- Bersama paman-pamannya, beliau ﷺ menghadiri perjanjian Huluf al-Fujur yang disepakati empat bulan setelah perang al-Fijar. Inti dari perjanjian itu adalah mencegah segala bentuk kedzoliman.
- Perjalanan beliau ﷺ ke Syam bersama Maisaroh untuk berdagang dengan harta Sayyidah Khodijah. Yaitu sekitar dua bulan sebelum pernikahan Beliau ﷺ dengan Sayyidah Khodijah (tahun ke-25 setelah mawlid).
- Pernikahan beliau ﷺ dengan Sayyidah Khodijah binti Khuwailid yang berumur 40 tahun (Rosululloh berumur 25 tahun).
- Kelahiran Sayyidina Ali ibn Abi Tholib di Ka’bah (tahun ke-30 setelah mawlid).
- Kelahiran sayyidina Mu’awiyah ibn Abi Sufyan dan Sayyidina Mu’adz ibn Jabal (tahun ke-34 setelah mawlid).
- Kelahiran Sayyidah Fatimah al-Zahro’ (tahun ke-35 setelah mawlid).
- Pembangunan Ka’bah dan terpilihnya beliau ﷺ untuk memimpin peletakan Hajar Aswad (tahun ke-35 setelah mawlid).
- Permulaan kenabian (irhash) yang diawali dengan kecintaan beliau ﷺ untuk menyendiri atau kholwat di Gua Hiro’, kemampuan beliau untuk mendengar suara-suara bisikan padahal tidak ada siapa-siapa, dan kemunculan mimpi yang benar atau Ru’ya al-Shodiqoh (tahun ke-38 setelah mawlid).
Dari Pengangkatan sebagai Nabi sampai Hijrah
Nama-Nama Paman dan Bibi Rosululloh ﷺ
Al-Harits, Qutsam, Hamzah, Abbas, Abu Tholib (Abd Manaf), Abu Lahab (Abdul Uzza), Abdul Ka’bah, Hajal (Mughiroh), Dliror, Muqowwim, al-Ghoidaq (Mush’ab), Shofiyyah, ‘Atikah, Arwa, Amimah, Barroh dan Umm Hakim al-Baidlo’. Diantara mereka yang akhirnya masuk Islam adalah Hamzah, Abbas dan Shofiyyah (Ibu Zubair). Sedangkan keislaman 'Atikah dan Arwa masih diperselisihkan.
Putra-Puti Rosululloh ﷺ
Sayyidina Al-Qosim (umur 2 tahun), Abdulloh, Zainab (menikah dengan Abu al-‘Ash ibn al-Robi’), Ruqoyyah (menikah dengan Sayyidina Utsman ibn Affan), Umm Kultsum (menikah dengan Sayyidina Utsman ibn Affan setelah sayyidah Ruqoyyah wafat), Fathimah (menikah dengan Sayyidina Ali ibn Abi Tholib) dan Ibrohim. Kesemuanya dari ibu Sayyidah Khodijah kecuali Ibrahim yang berasal dari ibu Mariyah al-Qibthiyah.
Istri-Istri Rosululloh ﷺ
Sedangkan budak wanita beliau ﷺ yang terkenal diantaranya; (1) Mariyah al-Qibthiyah binti Syam’un (w. 16 H) -hadiah dari pemimpin Mesir, dan (2) Roihanah binti Syam’un dari Bani Quroidhoh.
- Turun wahyu yang pertama di Gua Hiro’ pada Hari Senin, lalu oleh Sayyidah Khodijah diajak untuk menemui Waroqoh ibn Naufal yang kemudian mengabarkan bahwa beliau adalah nabi terakhir umat ini (Rosululloh ﷺ berumur 40 tahun).
- Abu Bakar al-Shiddiq, Khodijah, Ali ibn Abi Tholib dan Zaid ibn Haritsah masuk Islam pada permulaan dakwah (tahun pertama setelah kenabian).
- Permulaan dakwah secara sembunyi-sembunyi yang ditandai dengan masuknya Islam Sayyidina Utsman ibn Affan, Zubair ibn Awwam, Abdurrahman ibn ‘Auf dan Tholhah ibn Ubaidillah atas jasa Abu Bakar al-Shiddiq.
- Kelahiran Sayyidah Fatimah al-Zahro’.
- Masuk Islamnya Abi Ubaidah, Arqom ibn Abi Arqom, Utsman ibn Madh’un beserta dua saudaranya, Ubaidah ibn Harits, Sa’d ibn Zaid, Ja’far ibn Abi Tholib, Khobab ibn al-Arott, Abdullah ibn Mas’ud, Fatimah ibn al-Khottob dan Mus’ab ibn ‘Umair Rodliyallah ‘Anhum (tahun ke-2-3 setelah kenabian).
- Dakwah secara terang-terangan setelah turun ayat “Fashda’ Bima Tu’mar” [Al-Hijr: 94] (tahun ke-4 setelah kenabian).
- Kelahiran Sayyidah A’isyah (tahun ke-5 setelah kenabian).
- Hijrah yang pertama ke Habasyah yang terdiri dari 11 laki-laki dan 4 perempuan termasuk Utsman ibn Affan bersama istrinya -Ruqoyyah binti Rosululloh- (tahun ke-5 setelah kenabian).
- Hijrah yang kedua ke Habasyah yang terdiri dari 72 laki-laki dan 18 perempuan (tahun ke-5 setelah kenabian).
- Masuk Islamnya Sayyidina Hamzah ibn Abdul Muththolib dan tiga hari setelahnya Sayyidina Umar ibn Khoththob juga masuk Islam (tahun ke-6 setelah kenabian).
- Penulisan dokumen/piagam (watsiqoh) tentang pemboikotan dan blokade terhadap Bani Hasyim dan Bani Muththolib di lereng Abi Tholib. Dokumen itu kemudian digantungkan di dalam Ka’bah (tahun ke-7 setelah kenabian).
- Turunnya Surah al-Rum saat antara Persia dan Romawi terjadi peperangan (tahun ke-8 setelah kenabian).
- Terbelahnya Bulan sebagai bukti mu’zijat Rosululloh ﷺ (tahun ke-9 setelah kenabian).
- Berakhirnya pemboikotan kerena dokumen yang ada di dalam Ka’bah dimakan rayap (tahun ke-10 setelah kenabian).
- Wafatnya Abu Tholib dan Sayyidah Khodijah setelah umat Islam keluar dari lereng tersebut (tahun ke-10 setelah kenabian).
- Pernikahan Rosulullah ﷺ dengan Saudah binti Zam’ah (tahun ke-10 setelah kenabian).
- Perjalanan Rosululloh ﷺ ke Thoif untuk berdakwah dan menetap disana selama sekitar sebulan (tahun ke-10 setelah kenabian).
- Rosululloh ﷺ memperkenalkan Islam kepada enam kelompok dari suku Khozroj di musim haji dan merekapun masuk Islam (tahun ke-10 setelah kenabian).
- Rosulullah ﷺ menikahi ‘Aisyah binti Abu Bakar yang masih berumur 6/7 tahun namun belum satu rumah, pada bulan Syawwal (tahun ke-11 setelah kenabian).
- Peristiwa Isro’ dan Mi’roj serta diwajibkannya Sholat Lima waktu pada Bulan Ramadhan (tahun ke-12 setelah kenabian).
- Bai’ah al-‘Aqobah yang pertama pada bulan Dzul Hijjah dan masuk Islamnya 12 laki-laki dari suku ‘Aus dan Khozroj (tahun ke-12 setelah kenabian).
- Rosulullah ﷺ mengutus Mush’ab ibn ‘Umair ke Madinah untuk menyebarkan Islam disana (tahun ke-12 setelah kenabian).
- Bai’ah al-‘Aqobah yang kedua dan masuk Islamnya 72 laki-laki dan 2 perempuan dari suku ‘Aus dan Khozroj (tahun ke-13 setelah kenabian).
- Permulaan Hijrah Kaum Muslimin ke Madinah dan kesepakatan kaum Quraisy untuk membunuh Rosulullah ﷺ (tahun ke-13 setelah kenabian).
- Rosulullah ﷺ bersama Sayyidini Abu Bakar al-Shiddiq berhijrah dari rumahnya di Makkah menuju Madinah pada 27 Shofar dan kemudian bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari (14 tahun setelah kenabian). Saat itu Rosululloh ﷺ berumur 53 tahun.
- Rosulullah ﷺ bersama Sayyidina Abu Bakar sampai di Quba’ pada hari Senin, 12 Robi’ al-Awwal dan kemudian menetap di sana selama empat hari. Setelah itu beliau ﷺ membangun Masjid yang pertama dalam Islam, yaitu Masjid Quba’ (tahun pertama setelah hijrah).
- Penyambutan penduduk Madinah dan kegembiraan mereka akan sampainya Rosulullah ﷺ di kota mereka.
- Memulai pembangunan Masjid Nabawi pada Bulan Shofar, disyari’atkannya adzan, serta mempersaudarakan antara shohabat Muhajirin dan Anshor pada Bulan Jumadil Akhir (tahun pertama setelah hijrah).
- Diwajibkannya jihad dan turunnya ayat yang mengizinkan untuk memerangi kaum Quraisy, yaitu Surah Al-Hajj: 39.
- Mengumumkan Piagam Madinah sebagai dasar pemerintahan Islam dan menandatangani perjanjian bersama kaum Yahudi Madinah.
- Rosulullah ﷺ baru mengumpuli Sayyidah A’isyah pada Bulan Syawwal saat usianya menginjak 9 tahun.
- Salman al-Faritsi memeluk Islam.
- Perang Wuddan (al-Abwa’) pada Bulan Shofar (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Perang Sufwan (Badr pertama) pada Bulan Jumadil Awal (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Perang al-‘Asyiroh di tengah Yanbu’ pada Bulan Jumadil Akhir (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Perpindahan kiblat dari Masjid al-Aqsho ke Masjid al-Harom pada 15 Rojab (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Diwajibkannya puasa, zakat, zakat fitrah dan Sholat ‘Ied pada Bulan Sya’ban (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Perang Badar al-Kubro pada Hari Jum’at 17 Romadhon, dimana kaum Muslimin berjumlah 313 orang, sedangkan kaum Musyrikin berjumlah 1000 orang. Pada peperangan itu Abu Jahl dan Umayyah ibn Kholaf terbunuh (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Wafatnya Ruqoyyah putri Rosululloh ﷺ pada Bulan Ramadhan (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Pernikahan antara Sayyidina Ali ibn Abi Tholib dengan Sayyidatina Fatimah al-Zahro, setelah pulang dari perang Badr (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Kelahiran Abdullah ibn Zubair ibn Awwam, yang adalah anak yang pertama kali dilahirkan dari umat Islam –kaum Muhajirin- setelah hijrah (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Kelahiran Nu’man ibn Basyir, yang adalah anak yang pertama dilahirkan dari kaum Anshor setelah hijrah (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Peperangan Bani Qoinuqo’ pada Bulan Syawwal (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Perang Sawiq kemudian disusul perang Bani Salim (Perang Qorqoroh al-Kadr) pada Bulan Syawwal dan kemudian Perang Sufwan (Badr pertama) pada Bulan Jumadil Awal (tahun ke-2 setelah hijrah).
- Perang Dzi Amarr (Perang Ghothfan) di Najd pada Bulan Robi’ al-Awwal kemudian Perang Sufwan (Badr pertama) pada Bulan Jumadil Awal (tahun ke-3 setelah hijrah).
- Perang Far’i di Bahron pada Bulan Robi’ al-Akhir (tahun ke-3 setelah hijrah).
- Pernikahan antara Sayyidina Utsman ibn Affan dengan Ummu Kulsum binti Rosulullah ﷺ pada bulan Sya’ban (tahun ke-3 setelah hijrah).
- Rosullullah ﷺ menikahi Sayyidah Hafshoh binti Umar ibn Khoththob yang berusia 21 tahun pada Bulan Sya’ban/Romadhon (tahun ke-3 setelah hijrah).
- Kelahiran Sayyidina Hasan ibn Ali pada pertengahan Ramadhan (tahun ke-3 Hijriyah).
- 26. Rosululloh ﷺ menikahi Zainab binti Khuzaimah yang berusia 30 tahun pada Ramadlan/Syawwal (tahun ke-3 dari hijrah).
- Terjadinya perang Uhud pada 15 Syawwal, dimana 17 Shohabat mati syahid, termasuk Sayyid al-Syuhada’ Sayyidina Hamzah, Amr ibn Jamuh, Anas ibn Nadlr dan Sa’d ibn Robi’ (tahun ke-3 dari Hijrah).
- Perang Hamra’ al-Asad pada Bulan Muharram (tahun ke-3 setelah hijrah).
- Perang Bani al-Nadlir pada Bulan Rabi’ al-Awwal (tahun ke-4 setelah hijrah).
- Kelahiran Sayyidina Husein ibn Ali pada 3 Sya’ban (tahun ke-4 setelah hijrah).
- Diharamkannya khomr (arak) pada Bulan Sya’ban (tahun ke-4 setelah hijrah).
- Perang Badr yang terakhir (tahun ke-4 setelah hijrah).
- Rosulullah ﷺ menikahi Ummu Salamah Hindun binti Abi Umayyah pada Bulan Syawwal (tahun ke-4 setelah hijrah).
- Diwajibkannya memakai hijab bagi wanita muslimah (tahun ke-4 setelah hijrah).
- Perang Daumah al-Jandal pada Bulan Robi’ al-Awwal (tahun ke-5 setelah hijrah).
- Perang Bani Mushtholaq –saat perang ini, turunlah surah al-Munafiqin karena terjadinya fitnah antara shohabat Muhajirin dan Anshor yang didengungkan oleh Abdulloh ibn Ubayy sang munafiq- pada Sya’ban (tahun ke-5 setelah hijrah).
- Terjadinya hadits al-ifki (cerita bohong) yang menimpa Sayyidah A’isyah setelah pulang dari perang Bani Mushtholaq dan turunnya surah al-Nur sebagai bukti terbebasnya A’isyah dari tuduhan-tuduhan itu, terjadi pada Bulan Sya’ban (tahun ke-5 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ menikahi Zainab binti Jahsyin yang berumur 36 tahun atas perintah langsung dari Alloh subhanahu wata’ala dengan tanpa wali maupun saksi –surah al-Ahzab: 37- pada Bulan Dzul Qo’dah (tahun ke-5 setelah hijrah).
- Rosulullah ﷺ menikahi Juwairiyah binti al-Harits yang berusia sekitar 19 tahun pada Bulan Sya’ban (tahun ke-5 setelah hijrah).
- Perang Khondaq (al-Ahzab) pada Bulan Syawwal dan perang Bani Quroidhoh pada Bulan Dzul Qo’dah (tahun ke-5 setelah hijrah).
- Diharamkannya bagi perempuan muslimah untuk menikahi laki-laki musyrik dan sebaliknya, serta disyari’atkannya tayammum (tahun ke-5 setelah hijrah).
- Perang Bani Lahyan pada Bulan Robi’ al-Awwal (tahun ke-6 setelah hijrah).
- Perkara Hudaibiyah pada Bulan Dzul Qo’dah (tahun ke-6 setelah hijrah).
- Bai’ah al-Ridlwan dan turunnya surah al-Fath (tahun ke-6 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ mengutus beberapa utusan dengan membawa surat beliau yang ditujukan kepada raja-raja pada Bulan Muharrom (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Perang Dzi Qorod (perang al-Ghobah) pada Bulan Shofar Perang Daumah al-Jandal pada Bulan Robi’ al-Awwal (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Perang Khoibar pada Bulan Shofar (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Sayyidina Abu Huroiroh –shohabat yang paling banyak meriwayatkan hadits- memeluk Islam di Khoibar (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ menikahi Shofiyyah binti Huyaiyin pada Bulan Jumadil Ula (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ menikahi Umm Habibah Romlah binti Abi Sufyan (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Perang Dzat al-Riqo’ (Najd) pada Bulan Jumadil Ula (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ menunaikan umroh qodlo’ pada Bulan Dzul Qo’dah (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ menikahi Maimunah binti al-Harits pada akhir Bulan Dzul Qo’dah (tahun ke-7 setelah hijrah).
- Wafatnya sayyidah Zainab binti Rosulillah ﷺ pada Bulan Muharrom (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Sayyidina Kholid ibn al-Walid dan sayyidina ‘Amr ibn al-Ash masuk Islam (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Perang Mu’tah, yaitu antara pasukan Muslimin yang berjumlah 3000 pejuang melawan pasukan Romawi yang berjumlah 10 ribu, mati syahid pada saat itu Zaid ibn Haritsah, Ja’far ibn Abi Tholib dan Abdulloh ibn Rowahah pada Bulan Jumadil Ula (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Perang Fath Makkah dan masuk Islamnya Abu Sufyan pada Bulan Ramadhan (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Diharamkannya jual beli khomr (arak), bangkai dan nikah mut’ah pada Bulan Ramadhan (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Perang Hunein pada Bulan Ramadhan (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Perang Tho’if pada Bulan Syawwal (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ menunaikan umroh dari Ji’ronah pada Bulan Dzul Qo’dah (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Kelahiran Ibrahim ibn Rasulillah ﷺ pada Bulan Dzul Hijjah (tahun ke-8 setelah hijrah).
- Tahun delegasi (amm al-wufud), yaitu lebih dari 70 utusan datang ke Madinah (tahun ke-9 setelah hijrah).
- Wafatnya Raja Najasyi yang sudah beriman pada Bulan Rojab (tahun ke-9 setelah hijrah).
- Perang Tabu’ pada Bulan Rojab (tahun ke-9 setelah hijrah).
- Wafatnya sayyidah Umm Kultsum binti Rosulillah ﷺ pada Bulan Sya’ban (tahun ke-9 setelah hijrah).
- Turunnya ayat yang mengharamkan riba, surah al-Baro’ah dan merobohkan Masjid al-Dliror (tahun ke-9 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ mengutus Abu Musa al-Asy’ari dan Mu’adz ibn Jabal ke Yaman (tahun ke-9 setelah hijrah).
- Sayyidina Abu Bakr sebagai Amir al-Hajj dan para shohabat yang lain menunaikan ibadah haji pada Bulan Dzul Hijjah (tahun ke-9 setelah hijrah).
- Wafatnya sayyidina Ibrohim ibn Rosulillah ﷺ yang berusia 17/18 bulan pada Bulan Robi’ al-Awwal (tahun ke-10 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ mengutus Amr ibn Hazm ke Yaman supaya mengajar agama disana pada Bulan Jumadil Ula (tahun ke-10 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ dan para Shohabat yang berjumlah sekitar 120 ribu menunaikan haji wada’ (perpisahan) pada Bulan Dzul Hijjah (tahun ke-10 setelah hijrah).
- Rosululloh ﷺ wafat pada usia 63 tahun di rumah Sayyidah A’isyah di waktu Dluha, Senin 2 Robi’ al-Awwal tahun ke-11 setelah hijrah. Setelah sebelumnya beliau sakit selama 14 hari. Kemudian beliau ﷺ dimakamkan pada malam Rabu, 2 hari setelahnya.
Nama-Nama Paman dan Bibi Rosululloh ﷺ
Al-Harits, Qutsam, Hamzah, Abbas, Abu Tholib (Abd Manaf), Abu Lahab (Abdul Uzza), Abdul Ka’bah, Hajal (Mughiroh), Dliror, Muqowwim, al-Ghoidaq (Mush’ab), Shofiyyah, ‘Atikah, Arwa, Amimah, Barroh dan Umm Hakim al-Baidlo’. Diantara mereka yang akhirnya masuk Islam adalah Hamzah, Abbas dan Shofiyyah (Ibu Zubair). Sedangkan keislaman 'Atikah dan Arwa masih diperselisihkan.
Putra-Puti Rosululloh ﷺ
Sayyidina Al-Qosim (umur 2 tahun), Abdulloh, Zainab (menikah dengan Abu al-‘Ash ibn al-Robi’), Ruqoyyah (menikah dengan Sayyidina Utsman ibn Affan), Umm Kultsum (menikah dengan Sayyidina Utsman ibn Affan setelah sayyidah Ruqoyyah wafat), Fathimah (menikah dengan Sayyidina Ali ibn Abi Tholib) dan Ibrohim. Kesemuanya dari ibu Sayyidah Khodijah kecuali Ibrahim yang berasal dari ibu Mariyah al-Qibthiyah.
Istri-Istri Rosululloh ﷺ
- Sayyidah Khodijah binti Khuwailid (selama sekitar 25 tahun bersama Rasululloh ﷺ , wafat 3 tahun sebelum hijrah). Beliau bernama lengkap Umm Hindun Khodijah binti Khuwailid ibn Asad ibn Abdul Uzza ibn Qushoy al-Qurosyiyah al-Asadiyah. Rosululloh tidak menikahi wanita lain sampai Khodijah wafat.
- Sayyidah Umm al-Aswad Saudah binti Zam’ah ibn Qois ibn Abdi Syam ibn Abd Wuddin ibn Nashr ibn Malik ibn Hisl ibn Amir ibn Lu’ay ibn Gholib al-Qurosyiyah al-‘Amiriyah (w. 55 H),
- Sayyidah A’isyah binti Abi Bakr (w. 58 H). Rosululloh tidak menikahi seorang gadis selain beliau.
- Sayyidah Hafshoh binti Umar ibn al-Khotthob (pernah dicerai Rosululloh ﷺ tapi kemudian oleh Alloh diminta untuk merujuk kembali, wafat 45 H).
- Sayyidah Zainab binti Khuzaimah ibn Harits ibn Abdillah ibn Amr ibn Abdi Manaf ibn Hilal ibn Amir ibn Sho’sho’ah ibn Mu’awiyah ibn Bakr ibn Hawazin ibn Manshur ibn Ikrimah ibn Khosfah ibn Qois ibn Aylan al-Qoisiyah, beliau berjuluk Umm al-Masakin karena welas asihnya kepada orang-orang miskin, hanya 2-3 bulan bersama Rosululloh ﷺ karena wafat tahun 3 H.
- Sayyidah Ummu Salamah Hindun (/Romlah) binti Abi Umayyah Hudzaifah ibn al-Mughiroh ibn Abdillah ibn Umar ibn Mahzum ibn Yaqodhoh ibn Murroh ibn Ka’b ibn Lu’ay ibn Gholib ibn Fihr (w. 62 H),
- Sayyidah Umm al-Hakam Zainab binti Jahsyin ibn Ri’ab ibn Ya’mur ibn Shobiroh ibn Murroh ibn Ghonm ibn Dudan ibn Asad ibn Khuzaimah ibn Mudrikah (w. 20 H)
- Sayyidah Juwairiyah binti al-Harits ibn Abi Dliror ibn Habib ibn A’idz ibn Jadzimah al-Azdiyah al-Khuza’iyah al-Mushtholiqiyah, tawanan perang Bani al-Mushtholiq yang kemudian dimerdekakan dan dinikah Rosululloh ﷺ (w. 56 H)
- Sayyidah Shofiyah binti Huyay ibn Akhthob dari Bani al-Nadlir yang merupakan keturunan dari Nabi Harun alaihis salam. Beliau adalah tawanan perang Khoibar dan kemudian dimerdekakan sebagai emas kawinnya (w. 50 H)
- Sayyidah Ummu Habibah Romlah (/Hindun) binti Abi Sufyan Shokhr ibn Harb ibn Umayyah ibn Abd Syams ibn Abd Manaf ibn Qushoy al-Qurosyiyah al-Umawiyah (emas kawinnya sebanyak 400 dinar yang berasal dari hadiah Raja Najasyi, wafat 44 H),
- Sayyidah Maimunah binti al-Harits ibn Hazn ibn al-Bujair ibn al-Huzam al-Amiriyah. Dulunya bernama Barroh kemudian diganti oleh Rosolulloh menjadi Maimunah, merupaka wanita terakhir yang dinikah Rosululloh ﷺ (w. 51 H)
- Wanita yang menghibahkan dirinya untuk Rosululloh ﷺ. Terdapat perbedaan tentang siapa dia, ada yang menyebut dia bernama Umm Syarik Ghuzayyah binti Jabir al-Qurosyiyah al-Amiriyah.
- Khoulah binti al-Hudzail, dicerai sebelum digauli.
- Umroh binti Yazid ibn al-Jaun al-Kilabiyah, dicerai saat menolak untuk disandingkan disisi Rosululloh ﷺ
- Asma’ binti al-Nu’man al-Kindiyah.
- Malikah binti Ka’b al-Laitsiyah
- Fathimah binti al-Dlohhak, dicerai Rosululloh karena lebih memilih dunia saat diminta untuk memilih.
- ‘Aliyah binti Dzobyan ibn ‘Amr ibn Auf
- Qutailah binti Qois
- Sina binti Asma’ ibn al-Sholt al-Silmiyah
- Syarof binti Kholifah al-Kalbiyah, saudara perempuan Dihyah al-Kalbiy, dicerai sebelum digauli.
- Laila binti al-Khothim
- Wanita dari Ghiffar.
Sedangkan budak wanita beliau ﷺ yang terkenal diantaranya; (1) Mariyah al-Qibthiyah binti Syam’un (w. 16 H) -hadiah dari pemimpin Mesir, dan (2) Roihanah binti Syam’un dari Bani Quroidhoh.
Mu’adzdzin Rosululloh shollallohu alahi wasallam
- Mu’adzdzin Madinah: Sayyidina Bilal ibn Robah dan Abdullah ibn Umm Maktum al-Qurosyi yang buta.
- Mu’adzdzin Masjid Quba’: Sa’d ibn ‘Anidz al-Qorodz, budak yang dimerdekakan oleh ‘Ammar ibn Yasir
- Mu’adzdzin Mekah: Abu Mahdzuroh Aus al-Jamhi al-Makki
Penyair-penyair Rosululloh ﷺ
Diantara penyair-penyair yang hidup dan beriman kepada Rasululloh ﷺ adalah: Ka’b ibn Malik, Abdullah ibn Rowahah dan Hassan ibn Tsabit yang berasal dari kalangan Anshor. Serta Ka’b ibn Zuhair (w. 26 H), al-Zabarqon, Abbas ibn Mirdas, Abbas ibn Abdul Muttholib dan putranya Abdulloh ibn Abbas dari kalangan Muhajirin.
Salah satu sya’ir Sayyidina Abdullah ibn Rowahah (w. 8 H) yang dilantunkan di hadapan Baginda Rosululloh ﷺ ialah [Thobaqot al-Kubro 3/400, Siyar A’lam al-Nubala’ 3/147]:
Wahai putera Hasyim yang baik, sungguh Allah melebihkanmu dari seluruh manusia dan memberimu keutamaan, di mana orang lain tak usah iri.
Sungguh aku menaruh firasat baik yang kuyakini terhadap dirimu, yaitu suatu firasat yang berbeda dari pandangan mereka –kaum musyrik-.
Seandainya engkau bertanya atau meminta pertolongan dari sebagian mereka untuk besarnya permasalahmu, maka tiadalah mereka hendak menjawab atau membela.
Karena itu, Allah mengukuhkan kebaikan dan ajaran yang engkau bawa, Sebagaimana Dia telah mengukuhkan dan memberi pertolongan kepada Nabi Musa.
Mendengar syair-sya'ir beliau itu, Rosululloh ﷺ pun tersenyum kemudian bersabda: "Dan semoga engkau dikaruniai keteguhan oleh Allah".
Sya'ir lain yang dilantunkan untuk memuji Rosululloh ﷺ adalah apa yang telah digubah oleh Sayyidina Hassan ibn Tsabit (w. 54 H) yang berbunyi:
وَأَحْسَـنُ مِنْكَ لَمْ ترَ قَطُّ عَيْنيْ *** وَأجـْمَـلُ مِنْكَ لَمْ تَلِـدِ النّسَاءُ
Dan yang lebih baik darimu belum pernah telihat oleh mata. Dan yang lebih indah darimu belum pernah dilahirkan para wanita
Termasuk sya’ir yang pernah dilantunkan oleh Sayyidina Hassan ibn Tsabit (w. 54 H) –versi komplitnya ada 46 bait- ialah apa yang beliau ungkapkan saat menangisi kepergian Rosululloh ﷺ [Siroh Ibn Hisyam 2/666-668]:
Aku tahu di sanalah jejak Rasul dan tempat tinggalnya, Dan aku melihat kuburnya dalam tanah yang menutupinya
Aku berdiam di sana, menangisi Sang Rasul dan mengalirlah air mata dan semisalnya dari pelupuk mata dengan begitu derasnya
Mengingat kebaikan sang Rasul, dan apa yang aku kenang, yang dengannya dia membimbing jiwaku di saat diriku kebingungan
Kehilangan Ahmad, sungguh menyakitkan yang bertubi-tubi, kemudian membayang-bayangi kebaikan sang Rasul yang begitu banyak
Walaupun tak dapat tersampaikan kepada para Shahabatnya, akan tetapi hatiku benar-benar bersedih
Kesediahan itu berlangsung lama, yang mengalirkan air mata dengan derasnya, diatas puing-puing kubur dimana seorang Ahamd berada
Maka diberkahilah engkau wahai makam Rasul, dan diberkahilah Negeri yang di dalamnya terdapat seorang pembimbing yang mulia.
Referensi
- Hada’iq al-Anwar wa Matholi’ al-Asror fi Siroh al-Nabiy al-Mukhtar karya Syeikh Muhammad ibn ‘Amr al-Hadlromi yang terkenal dengan julukan “Bahroq” (w. 930), tahkik: Muhammad Ghissan ‘Uzqul, 1419 H, Dar al-Minhaj Jeddah
- Al-Mawahib al-Laduniyyah bil-Minah al-Muhammadiyah karya Syeikh Syihabuddin Ahmad ibn Muhammad al-Qosthollani (w. 923 H), al-Maktabah al-Taufiqiyah kairo.
- Tarikh al-Hawadits wa al-Ahwal al-Nabawiyyah karya Sayyid Muhammad ibn Alawi al-Maliki, 1416 H, Cetakan pribadi Mekah
- Al-Siroh al-Nabawiyyah (Siroh Ibn Hisyam) karya Syeikh Abdul Malik ibn Hisyam al-Humairi (w. 213 H), Tahkik: Mushtofa al-Saqo, Ibrahim al-Abyari dan Abdul Hafidz al-Syalabi, Mustofa al-Babi al-Halabi Mesir
- Al-Thobaqot al-Kubro karya Abu Abdillah Muhammad ibn Sa’d al-Hasyimi (w. 230 H), Tahkik: Muhammad Abdul Qodir Atho, Dar al-Kutub la-Ilmiyah Beirut
- Siyar A’lam al-Nubala’ karya Syamsuddin Muhammad al-Dzahabi (w. 748 H), Dar al-Hadits Kairo
0 comments:
Post a Comment