Dalam menjalani hidup ini, seyogyanya selalu
berlandaskan ilmu dan prioritas. Salah satunya adalah dengan tidak
menyia-nyiakan waktu yang sebenarnya penuh keberkahan. Dalam esai ini, kami
akan menyampaikan salah satu waktu yang penuh berkah adalah waktu pagi hari.
عَنْ صَخْرِ بْنِ وَدَاعَةَ الغَامِدِيِّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا»، قَالَ: وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً،
أَوْ جَيْشًا، بَعَثَهُمْ أَوَّلَ النَّهَارِ، وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا، وَكَانَ
إِذَا بَعَثَ تِجَارَةً بَعَثَهُمْ أَوَّلَ النَّهَارِ، فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ
وَفِي البَاب عَنْ عَلِيٍّ، وَابْنِ مَسْعُودٍ، وَبُرَيْدَةَ، وَأَنَسٍ، وَابْنِ عُمَرَ،
وَابْنِ عَبَّاسٍ، وَجَابِرٍ.
Dari shohabat Shokhr bin Wada’ah Al-Ghomidi,
bahwasanya Nabi pernah berdo’a: Ya Alloh, berkahi ummatku di waktu pagi mereka.
Nabi sendiri ketika mengirim pasukan perang juga di pagi hari. Dan Shohabat
Shokhr itu seorang padagang, beliau ketika mengirim barang dagangan juga di
pagi hari (karena mengikuti do’a dan sunnah Nabi [1]), sehingga beliau menjadi
kaya dan berlimpah hartanya (karena do’a Nabi pasti terkabulkan [1]). Dengan
topik yang sama, hadits ini juga diriwayatkan dari Shahabat Ali, Ibn Mas’ud, Buraidah,
Anas, Ibn Umar, Ibn Abbas dan Jabir. (HR At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibn Majah dan
Ad-Darimi. Oleh Imam At-Tirmidzi, hadits ini dinilai hasan).
Perlu diketahui, permulaan hari dalam bahasa arab
disebut fajr, setelahnya disebut shobah, kemudian bukroh, dluha, dlohwah,
hajiroh, dzuhur, rowah, masa’, ashar, ashil, isya’ awal dan kemudian isya’
tsani [2]. Sehingga dapat dipahami, bukroh itu waktu pagi-pagi sekali (sebelum
waktu dluha).
Imam Nawawi dalam Ru’usul Masa’il berkata: Disunnahkan
bagi orang yang mempunya wadhifah, baik berupa bacaan, ilmu-ilmu syari’at,
tasbih maupun pekerjaan, untuk melakukannya di pagi hari. Begitu juga saat mau
pergi, melakukan aqad nikah, ataupun memulai sesuatu urusan [2]. Lewat hadits
ini pula, Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab [3] membuat
satu fasl khusus tentang berpagi-hari dalam mencari mata-pencaharian ( فَصْلٌ: فِي التَّبْكِيرِ فِي طَلَبِ الْمَعِيشَةِ
).
Nabi mengkhususkan do’a-berkah untuk waktu pagi dari
waktu-waktu yang lain, wa-Allohu-A’lam, karena waktu pagi adalah waktu dimana
manusia memulai untuk melakukan aktivitas-aktivitasnya, dan waktu ini juga
termasuk waktu yang nasyath (penuh semangat dan sigap). Oleh sebab itu, Nabi
mengkhusukannya supaya semua umatnya mendapatkan berkah dari do’a beliau [4].
Karena berkah do’a Nabi pula, kita dapati orang-orang
besar dan para profesor mampu menghasilkan banyak karya dan tulisan karena
mereka melakukannya di pagi hari. Banyak sekali inspirasi-inspirasi yang mereka
peroleh saat di waktu pagi. Sehingga, bagi siapapun yang sedang mengalami
kesulitan dalam pekerjaan, tugas, skripsi maupun yang lain, coba diselesaikan
saat pagi hari (mulai ba’da shubuh sampai waktu dluha), Insya’Alloh lewat
berkah do’a Nabi, kesemuanya akan terselesaikan dan akan mendapatkan
hasil/nilai yang berkah.
Referensi:
[1] Syeikh Ali al-Harowi Al-Qori (w. 1014 H) dalam مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح Juz 6/2517.
[2] Syeikh Zainuddin Al-Manawi (w. 1031 H) dalam فيض القدير شرح الجامع الصغير Juz 2/103.
[3] Imam Abu Zakaria An-Nawawi (w. 676 H) dalam المجموع شرح المهذب ((مع تكملة السبكي والمطيعي)) Juz 9/152.
[4] Syeikh Ibn Bathol (w. 449 H) dalam شرح صحيح
البخارى لابن بطال Juz 5/124.
Ane mau buktikan. Bismillah.
ReplyDelete