Setiap Bulan Rabi’ul Awwal, mayoritas umat Islam (sawwad Al-A’dzom) di seluruh penjuru Dunia merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi Wasallam. Hanya kelompol kecil saja yang masih menganggap peringatan seperti itu sebagai bid’ah. Syekh Muhammad Ayidi dalam kitab “Maulidun-Nabi” menjelaskan pengertian peringatan maulid Nabi sebagai:
“Peringatan maulid nabi adalah melakukan beberapa perbuatan yang menunjukkan rasa senang dan cinta kepada Rosululloh ﷺ.”
Kegembiraan itu selaras dengan Al-Qur’an surah Yunus (58), Alloh berfirman:
"Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."
Dalam kitab Ad-Durrul Mantsur fi At-Tafsir bi Al-Ma’tsur
“Abu Syeikh meriwayatkan dari Ibn Abbas bahwasanya: Karunia Alloh itu adalah ilmu, sedangkan yang dimaksud rahmat-Nya ialah Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم, karena Alloh pernah berfirman: Dan Kami tidak mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam”.
Kita semua tentunya tahu akan kekafiran Abi Lahab dan bagaimana dia sangat menentang dakwah Nabi. Akan tetapi, karena kegembiraannya atas kelahiran Nabi, dia mendapat keringanan siksa di neraka. Hal ini dicatat oleh Imam Bukhori dalam Jami’ Shohihnya,
Urwah berkata: Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab. Waktu itu, Abu Lahab memerdekakannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, Apa yang telah kamu dapatkan? Abu Lahab berkata: Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah (HR Bukhori).
Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqollani (773 – 852 H) dalam Fathul Bari Syarh Shohih Al-Bukhori menambahkan:
As-Suhaili telah menyebutkan bahwa Abbas bin Abdul Muttholib (Paman Nabi) berkata: Saat Abu Lahab mati, saya melihatnya dalam mimpi, kemudia ia berkata: “Saya tidak mendapatkan sepeninggal kalian kenyamanan. Kecuali sungguh siksaan diringankan atasku setiap hari Senin”. Berkata Abbas, “Hal itu dikarenakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lahir pada hari Senin kemudian Tsuwaibah memberikan kabar gembira kepada Abu Lahab akan kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka ia memerdekakannya”.
Seorang Ulama’ ahli hadits dari Damascus, Syeikh Al-Hafidz Syamsuddin bin Nashiruddin ad-Dimasyqi (777-842 H) dalam kitabnya Maurid Al-Shodi fi Maulid Al-Hadi
“Jika Abu Lahab yang kafir ini telah datang celaannya dan binasalah kedua tangannya nan kekal di neraka,
diriwayatkan bahwa setiap hari Senin ia diringankan siksanya karena bahagia dengan (kelahiran) Nabi Muhammad.
Lalu bagaimana dengan seorang hamba yang sepanjang hidupnya berbahagia dengan Muhammad dan mati dalam keadaan membawa tauhid?”
diriwayatkan bahwa setiap hari Senin ia diringankan siksanya karena bahagia dengan (kelahiran) Nabi Muhammad.
Lalu bagaimana dengan seorang hamba yang sepanjang hidupnya berbahagia dengan Muhammad dan mati dalam keadaan membawa tauhid?”
Al-Hafidz As-Suyuthi (849 – 911 H) dalam kitabnya Husnul Maqshid fi ‘Amalil Maulid
Imam Syamsuddin Ad-Dzahabi (673 – 748 H) dalam kitabnya Siyaru A’lami an-Nubala’
Ibnu Katsir mencatat dalam kitab Tarikh-nya, bahwa Raja al-Mudzaffar mengadakan Maulid Nabi di bulan Rabi'ul Awal dengan perayaan yang besar. Sosok yang berhati-bersih, pemberani, tangguh, cerdas akalnya, pandai dan adil. Ibnu Katsir berkata: “Syaikh Abu Khattab Ibnu Dihyah telah mengarang kitab tentang Maulid Nabi dan diperuntukkan bagi Raja al-Mudzaffar yang ia beri nama at-Tanwir fi Maulid al-Basyir an-Nadzir. Lalu Raja al-Mudzaffar membalasnya dengan memberi hadiah sebesar 1000 dinar atas karyanya itu. Ia diberi usia panjang dalam kekuasaannya hingga ia meninggal saat mengepung kota Perancis tahun 630 H. Ia terpuji sejarahnya dan perangainya.”
Diawal-awal munculnya perayaan Maulid Nabi, seorang Ulama’ besar dan merupakan guru dari Imam an-Nawawi, yakni Imam Abu Syamah (599 – 665 H), dalam kitabnya Al-Ba’its ala Inkaril Bida’ wal Hawadits
“Termasuk sebaik-baik bid’ah di zaman kita ini adalah apa yang dilakukan setiap tahun pada hari kelahiran Nabi shollallohu alaihi wasallam yang berupa shodaqoh, kebaikan dan menunjukkan kebahagiaan. Karena itu semua merupakan bukti kecintaan kepada Nabi, mengagungkan Nabi pada setiap hati yang merayakan, dan menjadi bukti syukur kepada Alloh atas anugerah-Nya yang menciptakan Rosul-Nya yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam”.
Dan akhirnya, setelah masa Raja al-Mudzoffar, setiap generasi dan di semua belahan Dunia Islam secara mayoritas selalu memperingati Maulid Nabi shollallohu alaihi wasallam pada Bulan Rabi’ul Awwal setiap tahunnya. Hal ini sudah menjadi kesepakatan dari mayoritas umat Islam. Dalam banyak riwayat, Nabi shollallohu alaihi wasallam pernah bersabda yang salah satu redaksinya:
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas." (HR. Ibn Majah, AT-Thabaroni dan Abu Nu’aim).
Dalam riwayat lain, Nabi bersabda:
“Sesungguhnya Allah selamanya tidak akan mengumpulkan umatku di atas kesesatan. Tangan (penjagaan) Allah ada bersama Al-Jama’ah, maka ikutilah Sawwad Al-A’dzom (golongan mayoritas). Barangsiapa menyimpang (dari Al-Jama’ah), bererti dia menyimpang ke neraka” (HR. Tirmidzi, Abu Nu’aim dan Al-Hakim).
Berikut ini kami sampaikan sebagian perayaan-perayaan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Shollallohu alaihi wasallam di penjuru dunia Islam.
1. Maulid di Istana Negara Republik Indonesia, 23 Desember 2015
2. Maulid di Bahrain, 11 Robi’ul Awwal atau 21 Desember 2015
3. Maulid di Oman, Ahad, 20 Desember 2015
4. Maulid di Sana’a – Yaman, 23 Desember 2015
5. Maulid di Tarim – Yaman
Berpusat di Darul Musthofa pimpinan Al-Habib Al-Allamah Umar ibn Hafidz pada hari Senin, 24 Rabi’ul Awal 1437 H.
6. Maulid di Jordan, Kamis, 24 Desember 2015
Dihadiri oleh Raja Abdullah II dan diisi ceramah oleh Syeikh Usamah As-Sayyid Al-Azhari
7. Maulid di Maroko, 23 Desember 2015
Dihadiri oleh Amirul Mu’minin raja Muhammad VI
8. Maulid di Damascus – Syiria
Dihadiri Presiden Syiria, Mufti Syiria, Syeikh Taufiq Al-Buthi
9. Maulid di Baghdad – Iraq
10. Maulid di Madinah
11. Maulid di Mesir, 25 Desember 2015
Bersama Yang Mulia Prof. Dr. Syeikh Ali Jum’ah
12. Maulid di Mesir, 22 Desember 2015
Bersama Presiden Mesir dan Syeikhul Azhar
13. Maulid di Australia
14. Maulid di Ethiopia
15. Maulid di Pakistan, 23 Desember 2015
Bersama Dr. Muhammad Tahir Al-Qadri
16. Maulid di Turkey, 22 Desember 2015
17. Maulid di Bangladesh, Desember 2015
18. Maulid di Mumbai- India
19. Maulid di Hyderabad – India bagian selatan
20. Maulid in London- UK
21. Maulid in Singapura bersama Syeikh Hisyam Al-Kabbani
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ
وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيماً بِقَدْرِ عَظَمَةِ ذَاتِكَ فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِينٍ
0 comments:
Post a Comment